Berawetan – Masyarakat memiliki kecemasan dalam membeli daging sapi di pasar dalam beberapa pekan terakhir. Pasalnya banyak daging sapi yang dijual di pasar akhir-akhir ini dianggap bermasalah. Isu yang menyebar di masyarakat adalah sapi yang disembelih sudah terjangkit penyakit dan roboh terlebih dahulu sebelum disembelih dan dijual di pasar (Tribunnews, 2022).
Ternyata fakta di lapangan memang sedang terjadi penyebaran Wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) atau foot and mouth disease (Wikipedia, 2022). Wabah ini dengan cepat merebak ke berbagai daerah, termasuk di Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto. Penyakit yang disebabkan infeksi virus ini sangat menular dan menyerang hewan berkuku genap/belah seperti sapi, kambing dan kerbau. Meskipun pernah mendeklarasikan bebas PMK pada tahun 1986 melalui Keputusan Menteri Pertanian setelah menghadapi wabah PMK di tahun 1983, saat ini lagi-lagi para peternak harus waspada terhadap wabah PMK tersebut (UNDIP, 2022).
Respon cepat dan tanggap sangat penting dilakukan dalam menghadapi wabah PMK. Kolaborasi antara dinas terkait dengan para peternak akan meningkatkan keberhasilan penanganannya. Oleh karena itu Pemerintah Desa Beratwetan memfasilitasi kegiatan “Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Wabah PMK” yang dihadiri oleh seluruh pihak yang bersangkutan. Selain dihadiri oleh petugas dari Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Perikanan, para peternak baik mandiri maupun yang tergabung dalam kelompok ternak, dan Babinsa, acara tersebut juga mendatangkan seorang Paramedic Veteriner.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan dari jam 10.00 WIB pada 30 Mei 2022 tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat sehingga wabah PMK dapat segera diatasi. Meskipun singkat, namun apa yang dipaparkan sangan padat informasi, sehingga para peternak menjadi lebih siap dalam merespon wabah ini. Karena memang terdapat temuan bahwa wabah ini telah masuk ke Desa Beratwetan, yakni terdapat beberapa sapi yang sudah terjangkit PMK. Di Gedeg pertama kali ditemukannya hewan yang terjangkit adalah di Desa Jerukseger, lalu di Desa Balongsari, yang akhirnya sampai juga di Desa Beratwetan.
Namun para petani diharapkan tidak terlalu tenggelam dalam kecemasan. Pertama, penyakit ini bukan termasuk zoonosis atau penyakit yang menular pada manusia. Kedua, selama perawatan terhadap hewan ternak dilakukan dengan maksimal, sehingga kebersihan dan gizi ternak selalu terjaga, penyakit PMK dapat dicegah. Hal yang paling penting adalah adanya koordinasi antara petani dan pihak dinas, sehingga ketika ada gejala ternak terinfeksi PMK langsung melapor untuk segera dilakukan penanganan. (AF)
Dokumentasi Kegiatan:
Semoga wabah segera dapat diatasi, khususnya di desa beratwetan.
Kegiatan yg sangat bermanfaat. Semangat para peternak beratwetan.
Lanjutkann,semoga wabah ini cepat berlalu
Kegiatan Sosialisasi yang sangat bagus dan efektif!
Semoga wabah dapat diantisipasi dan diatasi semaksimalmungkin.